Jika kemarin kami berangkat untuk
membuat paspor jam setengah delapan sudah tidak mendapat nomor antrian, maka
hari ini kami berangkat lebh pagi lagi. Pukul enam kami berangkat. Suana di
jalan lebih ramai daripada kemarin karena bersamaan dengan anak-anak yang
berangkat sekolah dan juga orang-orang yang berangkat kerja. Di jam segini,
para polisi juga banyak yang mengatur lalu lintas, baik di persimpangan jalan
maupun tempat-tempat penyebarangan jalan.
Sekarang saya yang menjadi penunjuk
arahnya. Beruntung sekali karena saya kemarin telah mengingat-ingat arah jalan
menuju kantor imigrasinya. Beberapa clue yang telah saya ingat lalu saya
pindah ke dalam buku catatan saya agar jika dibutuhkan sewaktu-waktu bisa
mudah. Sebagai penunjuk arah, maka saya yang berada paling depan, sedangkan
kedua teman saya mengikuti di belakangnya. Sebagai penunjuk jalan yang masih
amatiran, karena belum mengenal betul situasi dan kondisi kota Kediri, saya
berjalan pelan-pelan sembari melihat kiri-kanan jalan untuk melihat clue
yang telah saya catat itu.
Sampai di alun-alun Keiri perjalanan
kami lancar, karena sampai di situ saya sudah hafal. Setelah melewati mall
Ramayana, motor saya berjalan semakin lambat, karena saya harus menoleh ke
kanan untuk mencari toko sepatu bermerk
BATA. Ya, tanda pertama yang saya tulis setelah saya melewati mall
Ramayana, maka akan temukan perempatan jalan yang di sebelah kanan jalan ada
toko sepatu tersebut. Setelah saya temukan toko sepatu itu saya harus belok ke
kanan.
Setelah mall Ramayana ini perempatan
pertama, sebenarnya waktu itu saya harus belok ke kanan. Tapi waktu itu saya
bimbang, karena toko sepatunya tidak terlihat dari arah selatan. Terlanjur
belok kanan, takutnya malah salah, repot jadinya, karena jalan tersebut hanya
satu arah saja. Sesampainya di tengah-tengah persimpangan jalan, toko sepatunya
baru terlihat, mau belok kanan sudah tidak bisa karena bahaya kalau belok
mendadak, saat itu suasana jalan sangat ramai. Akhirnya saya memutuskan untuk
lurus saja lalu berbalik arah.
Pantas saja waktu itu saya di
berhentikan oleh Pak. Polisi yang sedang berjaga disitu, saya seperti orang
yang sedang bingung saat itu, mau belok apa lurus ya…sehingga sempat mengganggu
pengendara yang lain. Setelah menghadap Pak. Polisi, saya bilang dengan tegas
dan jujur apa kesalahan saya kali ini. Mungkin karena rumah saya yang jauh,
jadi Pak. Polisi memberikan maklum jika masih belum terlalu hafal arah ke Kediri
ini. Ditanya juga tentang tujuan datang ke Kediri, lalu saya ceritakan tujuan
yang sebenarnya. Yang membuat saya senang ketika di berhentikan pak. Polisi itu
ketika saya bisa menjawab dengan lancar atas pertanyaan terakhir yang diajukan
kepada saya, yaitu mengenai arah ke kantor transmigrasi. Saya jelaskan kepada
beliau dengan se-detail-detailnya jalur menuju kesana. Meskipun saya belum tahu
posisinya dimana tempat-tempat yang saya jelaskan ke polisi itu, yang penting
saya sudah berikan jawabannya dengan tepat. Horeee…LOLOS, apalagi kalau bukan
karena saya telah mencatat denah ke Kantor Imigrasi sesuai versi dengan saya
sendiri., seperti ini…
Ketika saya menemukan apotik di
sebelah kiri jalan, saya bingung lagi…apotik yang ini apa bukan ya? kalau
terlanjur belok kiri dan ternyata bukan, repot lagi karena lagi-lagi jalan
searah, baliknya harus putar. Salah saya sebenarnya, yang saya hafalkan cuma
apotiknya saja, tempat-tempat di sekelilingnya tidak saya hafalkan. Apotek
itupun saya tidak hafalkan namanya. Dan seingat saja papan bertuliskan apotik
ketika ke Kediri kemarin warnanya hitam, lha sekarang kok jadi merah. Sempat
membuat bahn tertawaan kami, ketika saya bilang hal ini ke teman-teman. Akhirnya
saya memutuskan untuk lurus saja, jika memang tidak ada apotik lagi bisa balik
arah. Ternyata sampai bertemu dengan perempatan lagi, apotik selain itu tidak
ada. Berhentilah kami semua. Karena di perempatan pastinya bertemu polisi lagi,
kalau polisi yang ini tidak mengintrogasi seperti tadi. “Mau kemana”? Polisi
bertanya seperti itu kapada kami, “ma’af pak, salah arah, seharusnya saya belok
kanan menuju arah MAN 3 itu, mau ke kantor imigrasi.” Akhirnya, kami di seberangkan,
dan setelah sampai di MAN 3 kota, rasanya sangat senang. Kalau sudah sampai
sampai disini, saya sudah hafal, karena tinggal lurus saja.
Pukul setengah delapan kurang
sampailah kami di tempat tujuan, Kantor imigrasi Kediri. Nomor antrian 26 di
tangan saya. Harus menunggu setengah jam lagi, karena kantor di buka pada jam
8. Saya heran, padahal perasaan saya sudah berangkat paling pagi ini, kok sudah
nomor 26, yang nomor satu berangkat jam berapa ya?
Nasib malang menimpa kami lagi,
persyaratan kami kurang, surat rekomendasi dari kampus di minta untuk
melampirkanya. Kami sudah bilang, jika teman saya yang sudah kesini kemarin
tidak pakai surat itu tidak apa, tetap saja tidak boleh. Huh…kami hanya di
kasih formulir lalu diminta untuk kembali esoknya lagi dengan membawa surat
rekomnya. Perasaanku campur aduk, ingin menangis, ingin juga marah, dll. Tidak
apalah, ambil hikmahnya aja. Hari ini kan si penunjuk arahnya masih bingung mau
belok apa lurus, kalau besok kesini lagi otomatis kan sudah hafal, jadi sudah
tidak bingung lagi. Penunjuk arah kok masih bingung cari arah. Besuk saya kan
jadi penunjuk arah yang sebenarnya, he e. KEDIRI kami besok datang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar