Berbicara soal ambisi atau cita-cita,
berarti kali ini saya akan membicarakan tentang
impian dan harapan akan masa depan. Cita-cita ini sudah tidak asing lagi
di telinga kita, karena sewaktu masih anak-anak dulu….cita-cita kita sudah terpikirkan,
guru-guru kita pun juga sering menanyakan tentang hal itu. Yang menjadi
persoalan…….Apakah cita-cita kita sewaktu kecil itu telah kita perjuangkan saat
ini???? Belum tentu karena cita-cita kita sering berubah-ubah saat itu, mulai
dari berkeinginan mulai menjadi guru hingga insinyur, bahkan menjadi
doraemon-pun jadi sebuah cita-cita, konyol memang. Kita dulu dalam
mengungkapkan cita-cita tidak perlu berpikir panjang, belum mengerti bagaimanaa
cara mewujudkan cita-cita itu, yang terpenting hanyalah “aku ingin jadi seperti itu”. Itulah
masa kecil, saat tumbuh dewasa kita semakin memahami akan cita-cita kita, dan
saat itu pula kita juga harus memutuskanya, mau jadi apa nanti?,
Aku masih ingat dengan jelas apa saja cita-citaku
sewaktu kecil, diantaranya saya ingin jadi polisi, doraemon, guru, dan masih
banyak lagi…… He e e, sepertinya menarik sekali bukan… kalau saat ini saya
menjadi sosok doraemon, dengan begitu saya bisa ingin begini, ingin begitu
tanpa susah payah langsung minta bantuan kantong ajaib, he e e. Tapi sekarang
saya sadar bahwa itu tidak mungkin. Dan cita-cita saya yang masuk akal dan
telah saya perjuangkan saat ini adalah GURU, saya sangat ingin sekali menjadi
guru. Entah kenapa, mulai dari dulu saya senang rasanya jika melihat sosok
guru….rapi, dan berilmu. Selain itu menurut saya dengan menjadi guru saya bisa
membantu anak-anak belajar sehingga mereka menjadi orang yang hebat, secara
otomatis keadaan itu menuntut saya untuk
terus belajar, dan menuntut saya untuk
kreatif dan inovatif. Alangkah senangnya para bapak/ibu guru yang telah
berhasil membuat anak didiknya menjadi orang yang hebat……….saya bisa
membayangkan akan hal itu jika saya jadi seorang guru professional yang bisa
membuat murid-murid saya menjadi orang yang hebat.
Alhamdulillah, apa yang saya cita-citakan ini
mendapat persetujuan dari orang-orang terdekat, tak terkecuali dari orang tua.
Dan akhirnya saya disuruh untuk masuk di salah satu kampus di kota Tulungagung,
dengan pertimbangan yang bla bla bla bla bla…………..Meskipun bukan termasuk
kampus yang bergengsi dan mahal, namun saya sangat bersyukur. Banyak sekali
cerita kehidupan yang saya peroleh dari sana. Banyak sekali orang-orang hebat
yang saya jumpai. Banyak ilmu yang saya dapat di sana. Orang-orang hebat itu telah
menginspirasi saya untuk terus belajar, ilmu itu ternyata tidak pernah ada
habisnya. Jangan berhenti sampai disitu saja…….Fighting guys.